Home Foto Teater Teater Bali
Kami menerima Naskah, Komentar, Tulisan, Artikel dan sejenisnya. Silahkan kirim ke tomo_orok@hotmail.com
Google

Loh kok?

Kamis, 19 Agustus 2010

LOH KOK?


Di halte bus.


Anda menyangka saya pengangguran? Ahaaay, terima kasih kalau anda telah menebak saya seperti itu. Berjam-jam saya duduk di sini, memandang orang yang datang dan pergi, menghabiskan berbatang-batang rokok dan segelas kopi. Jadi tak keliru kalau anda menyangka saya pengangguran.

Saya mulai mengkhawatirkan diri saya sendiri. Saya mengkhawatirkan diri saya. Sendiri.
Saya sendiri, Saudara!
Hari ini saya sendiri. Sendirian. Seminggu ini orang-orang sudah tak ada yang datang ke halte ini.

Dan anda menyangka saya sendirian menjadi pengangguran?? Ahaaay, kali ini anda keliru. Sebab saya tak sendirian menjadi pengangguran. Satu tetangga saya kemarin melakukan kegiatan persis seperti apa yang saya lakukan. Tapi kenapa anda tak menyangka dia juga pengangguran?
Apa? oh, kalau alasan saudara hanya karena saudara tidak melihat dia duduk di sini, memandang orang yang datang dan pergi, menghabiskan berbatang-batang rokok dan segelas kopi, Jelas alasan saudara tak bisa saya terima!!
Saudara memandang secara tak berimbang. Melakukan sangkaan secara tidak proporsional. Dan saya tersinggung!

Anda jangan keburu menuduh saya sebagai orang yang mudah tersinggung dong! Saya orangnya berimbang kok. Tidak emosional. Bahkan mantan pacar saya selalu menganggap saya orang yang detail. Perpeksionis. Menerima apa adanya. Tidak sombong. Hemat. Cermat. Dan bersahaja.
Jadi saya jauh dari kategori cepat terbawa amarah sesaat.

Kalau dulu, memang ya saya seperti itu. Sebentar bentar sudah meletup-letup. Penginnya lahar di balik dada ini dimuntahkan saja. Mangkanya tak heran kalau saya dulu selalu dipasang sebagai korlap. Kalau engga ya jadi orator. Setidaknya ya jadi tukang ngumpulin batu buat ngelempar. Hajaaaaaaaaaar!!!
Saudara-saudara, kawan-kawan senasib dan sepenanggungan, hari ini kita berkumpul di sini demi rakyat. Berjuta-juta rakyat telah disunat hak-haknya. Dibungkam saluran berpendapat, diinjak-injak martabatnya demi kepentingan segelintir penguasa. Rakyat bersatu tak bisa dikalahkan! Rakyat bersatu gulingkan penguasa!
Rakyat bersatu tak bisa dikalahkan!

Ahaaaay, itu dulu. Dulu! saat saya memiliki darah yang mudah meluap. Ibarat gas; sekali bocor maka sepercik api akan mudah menyambarnya dan Buuum!! Meledak!

Survey buat nambah penghasilan